TUGAS ILMU BUDAYA
DASAR
Penyusun
:
Nama
: Farhani Rahmah
Kelas
: 1EA32
NPM
: 13214969
Universitas
Gunadarma Kalimalang Kampus J
ATA 2014
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manusia dan Budaya
B.
Fungsi Budaya bagi Manusia
C.
Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan
D. Analisis SWOT
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
REFERENSI
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah.
Makalah ini membahas “Manusia danKebudayaan”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari
kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri.
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan.
Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila
antar sesama manusia menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu
kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok
masyarakat. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat
untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri
khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat
sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.
B. Tujuan
- Mengerti dan memahami pengertian manusia dan
budaya
- Memahami dari fungsi budaya dalam kehidupan kita
- Memahami dan menjelaskan hubungan manusia dengan
kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia dan Budaya
1. Pengertian Manusia
Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau
makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan)
sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari
atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan
pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk
lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Dan juga manusia adalah ciptaan
Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
2. Pengertian Budaya
Budaya = cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa Inggris)
= tsaqofah (bahasa Arab), berasal dari bahasa Latin “Colere” yang artinya
mengolah, mengerjakan menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah
atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala
daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal
dari bahasa Sansakerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai
perkembangan dari kata budidaya, yang berarti daya dan budi. Maka dari itu
dibedakanlah antara pengertian budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari
budi yang berupa cipta karsa dan rasa, sedangkan budaya merupakan hasil dari
budaya atau hasil cipta, karsa dan rasa.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma,
peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak,
berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu
hidup.
2. Wujud sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola manusia
dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang
saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap
saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem
sosial ini bersifat nyata atau konkret.
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari
aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
B.
Fungsi Budaya bagi Manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia
dan masyarakat. Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian
besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan
hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial
yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan.
Karsa merupakan daya upaya manusia untuk melindungi diri terhadap
kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalam masyarakat. Untuk menghadapi kekuatan-
kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan
kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.
Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap
kalau akan berhubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.
kebudayaan berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar
manusia atau kelompok
2. Wadah untuk menyakurkan
perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
3. Pembimbing kehidupan manusia
4. Pembeda antar manusia dan
binatang
Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan
dengan orang lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan
kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku
pribadi yang berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang
lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu
gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan
hal-hal yang teratur baginya
C. Hubungan Manusia dan
Kebudayaan
Akal budi merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia.
Akal juga adalah kemampuan dari manusia untuk berfikir sebagai kodrat. Budi
artinya akal juga atau suatu bagian dari kata hati manusia yang berupa panduan
akal serta perasaan yang mampu membedakan baik dan buruk. Dengan akal dan budi inilah manusia mampu menciptakan
bebagai hal antara lain :
- Menciptakan
- Kreasi
- Memperlakukan
- Memperbaruhi
- Memperbaiki
- Mengembangkan
dan
- Meningkatkan sesuatu
Sedangkan ditinjau dari sudut antropologi, manusia dapat di
klarifikasi dari dua jenis:
- manusia sebagai
makhluk biologi
- manusia sebagai makhluk sosio-budaya
Manusia sebagai makhluk biologi , bahwa manusia
dapat dipelajari dari sisi ilmu biologi dan anatomi. Sedangkan manusia sebagai
makhluk sosio-budaya yaitu manusia dipelajari dalam sudut pandang antropologi
budaya. Antropologi budaya sendiri menyelidiki mengenai seluruh cara hidup
manusia, bagaimana manusia menggunakan akal budi dan struktur fisiknya untuk
mengubah lingkungannya berdasarkan pengalaman. Juga memahami serta
menuliskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.
Pada akhirnya terdapat
suatu konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisis masalah-masalah
hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberikan gambaran
bahwa hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedangkan pada hewan tidak
memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia yang memiliki kebudayaan?
Kenapa hanya manusia yang berkebudayaan sedangkan hewan tidak berkebudayaan?
Padahal dilihat dari segi jasmaniah tidak ada perbedaan yang prinsipal antara
hewan dan manusia.
Apabila diteliti dengan sunggug-sungguh perbedaan akan tampak pada
hakikat manusia, yaitu sesuatu yang tidak dimiki oleh hewan manapun tetapi
hanya ada pada manusia. Sesuatu yang membedakan secara mutlak atara keduanya.
Ialah jiwa, manusia mempunya jiwa sedangnkan hewan tidak memilikinya.
Manusia yang mempunyai jiwa,
mempunyai pula kebudayaan. Hewan yang tidak mempunyai jiwa tidak pula akan
mempunyai kebudayaan. Kesimpulannya: jiwa yang sesungguhnya memyebabkan adanya
kebudayaan. Yang membedakan manusia dan hewan secara abstrak adalah jiwa yang
merupakan sumber dan ciptaan kebudayaan
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun
sebaliknya. Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku
manusia itu adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya
merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah
kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan
masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini
dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang
lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi
realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali
oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri
agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang
dibentuk oleh masyarakat.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak
bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian –
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan
yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah
merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan
yaitu sebagai:
1) penganut kebudayaan
2) pembawa kebudayaan
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan
C. Analisis SWOT
Seperti yang telah dibahas
pada bab sebelumnya, kebudayaan lokal Indonesia yang beranekaragam menjadi
suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada
generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena
memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan
tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup
masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru
yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak
faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian
bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya
lokal mulai dilupakan.
Faktor
lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas
bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar
tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena
suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan
berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.
Tugas utama yang harus dibenahi
adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya
lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan
megharumkan nama Indonesia.
Berikut pembahasan dengan
menggunakan analisis SWOT
- Strengh (Kekuatan)
- Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan
sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara
lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap
daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat,
pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.
Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan
budaya bangsa dimata Internasional.
- Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki
kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik,
ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali
menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya warga asing yang
mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat
daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan.
Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang
unik.
- Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya
bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa
yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus
tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
- Weakness (Kelemahan)
- Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih
terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis
dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal
tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di
sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan ciri
khas dari budaya tersebut.
- Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah
pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering
menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan
budaya bangsa.
- Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang
ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal.
Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya
budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara
mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
- Opportunity (Peluang)
- Indonesia dipandang dunia Internasional karena
kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang
sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata
Internasioanal.
- Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh
budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling
menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya
bangsa yang kokoh.
- Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis
mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan
devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena
banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
- Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning,
Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan
peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang
mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar
budaya.
- Threatment (Tantangan)
- Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi
suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring
perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup
masyakrkat juga ikt berubah.
- Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi
ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya
lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola
sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem
sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya,
namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
- Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal
tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai
penyeimbang di tengah perkembangan zaman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia
dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan
dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi
keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah
kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai
dengannya
B. Saran
Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan
kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya
mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia
REFERENSI
- Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional. - Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya warga asing yang mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik. - Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya
bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
- Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan ciri khas dari budaya tersebut. - Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa. - Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
- Indonesia dipandang dunia Internasional karena
kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal. - Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh. - Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi. - Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
- Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah. - Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya. - Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar