Minggu, 30 Oktober 2016

tulisan2_ekoperasi_tanggung jawab dan kreativitas

Kisah Sukses Andy Arslan Djunaid Kembangkan Koperasi Simpan Pinjam

Tak mudah menjaga koperasi bertahan hingga 41 tahun. Namun, ini dibuktikan pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kospin Jasa yang berkantor pusat di Jalan Dr Cipto Nomor 48 Kota Pekalongan itu. Campur tangan dan pola kepemimpinan Andy Arslan Djunaid sebagai Ketua Umum Kospin Jasa tentu tidak bisa diabaikan. Strategi apa saja yang diterapkan dan bagaimana bisnis ini dijalankan sehingga mampu berkembang pesat, terutama dua tahun terakhir, berikut penuturan Ketua Umum Kospin Jasa Andy Arslan Djunaid kepada wartawan Tribun Jateng Deni Setiawan dan Raka F Pujangga di Kota Pekalongan.

Bisa ceritakan awal mula Kospin Jasa didirikan?

Koperasi ini didirikan pada 13 Desember 1973 di kediaman kakek saya, Alm H Achmad Djunaid. Ada beberapa tokoh yang hadir dan turut serta mendirikan. Di antaranya, Mirza Djahri, Mukmin Bakrie, Ahmad Bil Faqih, Thio Thek Djiang, juga Ang Tian Shoen. Yang membanggakan, koperasi yang berkantor pusat di Kota Pekalongan ini didirikan tokoh dari tiga etnis, yakni Jawa, Tiongkok, dan Arab. Dari modal semula sekitar Rp 4 juta, koperasi ini terus berkembang hingga sekarang memiliki aset senilai Rp 4,6 triliun. Dulu, kantor yang ditempati hanya menyewa dan perlengkapan yang ada juag seadanya. Kini, ada 117 kantor cabang yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Saya pribadi, sebagai generasi ketiga--sebelumnya koperasi dipimpin ayah Andy, H Achmad Zaky Arslan Djunaid--mengucapkan terimakasih kepada karyawan, anggota koperasi dan masyarakat umum yang mendukung dan memberi kepercayaan pada Kospin Jasa. Tanpa mereka, kami tidak akan bisa bertahan hingga 41 tahun seperti saat ini.

Sistem manajemen seperti apa yang diterapkan dalam mengelola koperasi ini?

Semua yang ada di Kospin Jasa, entah itu pengurus, karyawan, maupun anggota, memiliki tanggung jawab sama. Yakni, membuat perusahaan menjadi lebih besar dan semakin bermanfaat. Terutama, untuk para pengusaha kecil yang mengalami kesulitan dalam permodalan. Agar tujuan ini tercapai, kami menerapkan Operasi Sapu Lidi. Kami berada dalam satu ikatan dan komando yang sama dari atas hingga ke bawah. Kami juga menerapkan sistem manajerial dimana rapat anggota memiliki kekuasaan tertinggi, termasuk dalam menentukan pengurus serta pengawas untuk masa jabatan lima tahun. Komposisinya seperti pendirian awal, melibatkan tiga etnis.
Pengurus bertindak sebagai policy marker dan pengawas berkaitan dengan keorganisasian. Semua hal itu kami terapkan demi membangun visi yakni terwujudnya KSP yang mandiri dan tangguh berlandaskan amanah dalam membangun ekonomi bersama serta berkeadilan di Indonesia. 

Begini Strategi Andy Arslan Djunaid Hadapi Persaingan Global


Koperasi yang dulu didirikan oleh tiga etnikk (Jawa, Arab dan Tionghoa) itu akankah berubah menjadi lembaga perbankan setelah berusia 41 tahun dan makin berkembang. Berikut penuturan Andy Arslan Djunaid sebagai Ketua Umum Kospin Jasa kepada Deni Setiawan dan Raka F Pujangga wartawan Tribun Jateng di Pekalongan.

Apa yang Anda impikan terkait koperasi ini?

Banyak yang bertanya, termasuk anggota, apakah Kospin Jasa akan berubah menjadi lembaga keuangan berbentuk perbankan. Hingga saat ini, saya pun belum memikirkan hal itu. Yang saya tegaskan, Kospin Jasa tidak perlu menjadi bank tetapi mampu membeli bank. Yang sedang saya kejar, membuat KSP yang memiliki lebih dari 3.000 anggota dan 1.250 karyawan ini menjadi koperasi yang kuat.

Sayapun belum ingin mewujudkan cita-cita awal pendiri yang menginginkan Kospin Jasa ada di setiap provinsi di Indonesia dan go internasional. Saya ingin realistis. Harus ada yang dikonsolidasikan dan diperkuat dahulu. Tidak mungkin koperasi ini mendirikan kantor di Malaysia atau negara lain menggunakan kekuatan seadanya. Silakan yang lain bergerak makin  cepat. Kami akan mundur beberapa langkah demi dapat melaju kencang. Ini bukan impian, tetapi akan saya coba wujudkan dalam lima tahun ke depan. Minimal, ada satu kantor Kospin Jasa di tingkat kecamatan sebagai akar. Saya akan mulai dari Jawa Tengah, setelah itu baru provinsi lain di sekitar. Sambil kami memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi.

Untuk mewujudkan, apa yang menjadi fokus?

Saat ini, kami fokus membangun infrastruktur. Jika pondasinya kuat, tentu kami bisa menghadapi persaingan global yang antara ruang dan waktu seakan tidak ada batasnya. Ini terus saya suarakan, baik di tingkat internal maupun eksternal, agar semua pihak paham dan percaya Kospin Jasa. Apabila perusahaan ingin terus bertahan bahkan berkembang, saya meyakini minimal butuh empat pilar (pondasi). Yang pertama, SDM, lalu teknologi (IT), jaringan, dan loyalitas. Sebagai tambahan, manajemen keuangan yang baik. Itu kuncinya. Untuk membuat semakin mudah, kami membangun pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) yang mewadahi penguatan seluruh pilar itu.

Uang di lembaga keuangan itu ibarat es batu yang sedang dipegang. Bermain di keuangan harus cermat, cepat, dan tepat sasaran sebelum semua yang diinginkan tiba-tiba lenyap. Koperasi ini masih pada level pemantapan menjaring kepercayaan. (bersambung - bagaimana pemerintah membina koperasi)

Sumber:


http://jateng.tribunnews.com/2015/01/12/begini-strategi-andy-arslan-djunaid-hadapi-persaingan-global

Tidak ada komentar:

Posting Komentar