Kisah Sukses Andy Arslan Djunaid
Kembangkan Koperasi Simpan Pinjam
Tak
mudah menjaga koperasi bertahan hingga 41 tahun. Namun, ini dibuktikan pengurus
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kospin Jasa yang berkantor pusat di Jalan Dr Cipto
Nomor 48 Kota Pekalongan itu. Campur tangan dan pola kepemimpinan Andy Arslan
Djunaid sebagai Ketua Umum Kospin Jasa tentu tidak bisa diabaikan. Strategi apa
saja yang diterapkan dan bagaimana bisnis ini dijalankan sehingga mampu
berkembang pesat, terutama dua tahun terakhir, berikut penuturan Ketua Umum
Kospin Jasa Andy Arslan Djunaid kepada wartawan Tribun Jateng Deni Setiawan dan
Raka F Pujangga di Kota Pekalongan.
Bisa ceritakan awal mula Kospin Jasa
didirikan?
Koperasi
ini didirikan pada 13 Desember 1973 di kediaman kakek saya, Alm H Achmad
Djunaid. Ada beberapa tokoh yang hadir dan turut serta mendirikan. Di
antaranya, Mirza Djahri, Mukmin Bakrie, Ahmad Bil Faqih, Thio Thek Djiang, juga
Ang Tian Shoen. Yang membanggakan, koperasi yang berkantor pusat di Kota
Pekalongan ini didirikan tokoh dari tiga etnis, yakni Jawa, Tiongkok, dan Arab.
Dari modal semula sekitar Rp 4 juta, koperasi ini terus berkembang hingga
sekarang memiliki aset senilai Rp 4,6 triliun. Dulu, kantor yang ditempati
hanya menyewa dan perlengkapan yang ada juag seadanya. Kini, ada 117 kantor
cabang yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Saya pribadi, sebagai
generasi ketiga--sebelumnya koperasi dipimpin ayah Andy, H Achmad Zaky Arslan
Djunaid--mengucapkan terimakasih kepada karyawan, anggota koperasi dan
masyarakat umum yang mendukung dan memberi kepercayaan pada Kospin Jasa. Tanpa
mereka, kami tidak akan bisa bertahan hingga 41 tahun seperti saat ini.
Sistem manajemen seperti apa yang
diterapkan dalam mengelola koperasi ini?
Semua
yang ada di Kospin Jasa, entah itu pengurus, karyawan, maupun anggota, memiliki
tanggung jawab sama. Yakni, membuat perusahaan menjadi lebih besar dan semakin
bermanfaat. Terutama, untuk para pengusaha kecil yang mengalami kesulitan dalam
permodalan. Agar tujuan ini tercapai, kami menerapkan Operasi Sapu Lidi. Kami
berada dalam satu ikatan dan komando yang sama dari atas hingga ke bawah. Kami
juga menerapkan sistem manajerial dimana rapat anggota memiliki kekuasaan
tertinggi, termasuk dalam menentukan pengurus serta pengawas untuk masa jabatan
lima tahun. Komposisinya seperti pendirian awal, melibatkan tiga etnis.
Pengurus
bertindak sebagai policy marker dan pengawas berkaitan dengan keorganisasian.
Semua hal itu kami terapkan demi membangun visi yakni terwujudnya KSP yang
mandiri dan tangguh berlandaskan amanah dalam membangun ekonomi bersama serta
berkeadilan di Indonesia.
Begini Strategi Andy
Arslan Djunaid Hadapi Persaingan Global
Koperasi
yang dulu didirikan oleh tiga etnikk (Jawa, Arab dan Tionghoa) itu akankah
berubah menjadi lembaga perbankan setelah berusia 41 tahun dan makin
berkembang. Berikut penuturan Andy Arslan Djunaid sebagai Ketua Umum Kospin
Jasa kepada Deni Setiawan dan Raka F Pujangga wartawan Tribun Jateng di
Pekalongan.
Apa yang Anda impikan terkait
koperasi ini?
Banyak
yang bertanya, termasuk anggota, apakah Kospin Jasa akan berubah menjadi
lembaga keuangan berbentuk perbankan. Hingga saat ini, saya pun belum
memikirkan hal itu. Yang saya tegaskan, Kospin Jasa tidak perlu menjadi bank
tetapi mampu membeli bank. Yang sedang saya kejar, membuat KSP yang memiliki
lebih dari 3.000 anggota dan 1.250 karyawan ini menjadi koperasi yang kuat.
Sayapun
belum ingin mewujudkan cita-cita awal pendiri yang menginginkan Kospin Jasa ada
di setiap provinsi di Indonesia dan go internasional. Saya ingin realistis.
Harus ada yang dikonsolidasikan dan diperkuat dahulu. Tidak mungkin koperasi
ini mendirikan kantor di Malaysia atau negara lain menggunakan kekuatan
seadanya. Silakan yang lain bergerak makin cepat. Kami akan mundur beberapa langkah demi
dapat melaju kencang. Ini bukan impian, tetapi akan saya coba wujudkan dalam
lima tahun ke depan. Minimal, ada satu kantor Kospin Jasa di tingkat kecamatan
sebagai akar. Saya akan mulai dari Jawa Tengah, setelah itu baru provinsi lain
di sekitar. Sambil kami memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi.
Untuk mewujudkan, apa yang menjadi
fokus?
Saat ini, kami fokus membangun infrastruktur. Jika pondasinya kuat, tentu kami bisa menghadapi persaingan global yang antara ruang dan waktu seakan tidak ada batasnya. Ini terus saya suarakan, baik di tingkat internal maupun eksternal, agar semua pihak paham dan percaya Kospin Jasa. Apabila perusahaan ingin terus bertahan bahkan berkembang, saya meyakini minimal butuh empat pilar (pondasi). Yang pertama, SDM, lalu teknologi (IT), jaringan, dan loyalitas. Sebagai tambahan, manajemen keuangan yang baik. Itu kuncinya. Untuk membuat semakin mudah, kami membangun pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) yang mewadahi penguatan seluruh pilar itu.
Uang
di lembaga keuangan itu ibarat es batu yang sedang dipegang. Bermain di
keuangan harus cermat, cepat, dan tepat sasaran sebelum semua yang diinginkan
tiba-tiba lenyap. Koperasi ini masih pada level pemantapan menjaring kepercayaan.
(bersambung - bagaimana pemerintah membina koperasi)
Sumber:
http://jateng.tribunnews.com/2015/01/12/begini-strategi-andy-arslan-djunaid-hadapi-persaingan-global
Tidak ada komentar:
Posting Komentar