Minggu, 23 April 2017

Tugas Individu Opini Etika Bisnis (Softskill)

Nama  : Farhani Rahmah
Kelas   : 3EA19
NPM   : 13214969

A.    Opini mengenai perusahaan Laundry Greenbox Depok

Pada perusahaan Greenbox Laundry sendiri sudah memenuhi lima prinsip Good Corporate Governance yaitu, Transparan, Akuntabilitas, Pertanggung Jawaban, Kesetaraan dan, Kewajaran. Walaupun tergolong usaha mikro, pemilik usaha selalu berusaha sebaik mungkin dalam mengelola dan mengembangkan usahanya terbukti dari telah berjalannya lima prinsip Good Corporate Governance diatas.

Dampak Good Corporate Governance terhadap Perusahaan

Penerapan Good Corporate Governance dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan perekonomian secara keseluruhan. Terdapat beberapa asas dalam penerapannya yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran dan kesetaraan. Kelima asas ini diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability). Melalui penerapan kelima asas ini kepatuhan pajak perusahaan, baik formal maupun material, diyakini dapat menjadi lebih baik.

Hambatan Good Corporate Governance terhadap Perusahaan

(1) Perlunya kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber daya
(2) Konsistensi terhadap sistem pemisahan antara manajemen dan pemegang saham
(3) Perlunya kemampuan perusahaan untuk menciptakan kepercayaan

B.     Opini mengenai perusahaan Toko Sepatu  Futsal  League

Toko Sepatu  Futsal  League sudah melakukan Corporate Social Responsibility dalam menjalankan usahanya karena Toko Sepatu Futsal League sangat memperhatikan dan sangat perduli terhadap kesehatan serta kebersihan masyarakat, terkait dengan kinerja tanggung jawab sosial.



Corporate Social Responsibility yang baik akan menghasilkan manfaat yang tidak tampak seperti reputasi, komitmen dan pembelajaran serta manfaat-manfaat yang tak tampak lainnya, misalnya efisiensi biaya operasional perusahaan.  Jika dihubungkan dengan UU No. 40 tahun 2007, hal menjadi sebuah kabar baik buat perusahaan karena CSR menjadi sebuah kewajiban yang menguntungkan. Pada pasal 74 ayat 2 dikatakan  Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Ini artinya semua pengeluaran untuk program CSR itu dapat dianggarkan dan menjadi biaya resmi perusahaan. Kalau dulu mungkin sering terjadi perdebatan mengenai boleh- tidaknya program CSR ini dibiayakan sekarang dengan undang-undang ini dinyatakan boleh menjadi biaya. Walaupun sudah dijelaskan begitu, tetap diperlukan peraturan pemerintah yang menjelaskan tentang  ini supaya tidak terjadi perbedaan dalam interpretasi. Bagaimana melakukan program CSR atau tanggungjawab sosial dan lingkungan ini  menjadi sebuah program kerja? Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus ditempu sebelum menbuat program CSR,



Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan CSR di Indonesia dalam mewujudkan pelaksanaan GCG “Good Coorporate Governance” yang ditemukan diantaranya permasalahan transparansi perusahaan dalam mengelola dan memberikan cost sosialnya kepada masyarakat.


C.    Opini tentang Etika Bisnis di Restoran Ayam Bakar Losari

Etika-etika bisnis di Restoran Ayam Bakar Losari selalu dipegang dan diaplikasikan secara nyata oleh pemilik usaha. Selain itu, Restoran Ayam Bakar Losari telah mempersiapkan SDM yang berkualitas yang siap berkompetisi. Restoran Ayam Bakar Losari bisa menjalin kemitraan guna meningkatkan jumlah produksi dan memenuhi satu sama lain sehingga konsumen akan tertarik untuk mengkonsumsi produk tersebut.



Etika Bisnis Kelompok 7

ANALISA BISNIS DILINGKUNGAN SEKITAR

 “Kedai ARODA KEBAB“


Disusun Oleh :
Davy Kautsar
Farhani Rahmah
Retno Wulandari
Rino Adriansyah
Kelompok : 3



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
      
Sebagian orang pasti sering menjumpai beberapa kios -kios ataupun warung makan yang menyediakan makanan kebab. Pada asalnya makanan ini berasal dari daerah Timur Tengah seperti Arab,Turkey,dll. Namun cara penyajian atau cara memakannya biasanya berbeda-beda dari setiap daerah. Ada yang disantap dengan nasi, daging domba,daging kambing,dll. Kebab tidak jauh berbeda seperti roti isi lainnya, hanya saja lapisan luarnya yaitu rotinya sangat tipis berbeda seperti hamburger yang rotinya tebal.
Kebab adalah makanan khas Timur Tengah (Tim-Teng) yang dibuat dari daging sapi panggang, diracik dengan sayuran segar, dan dibumbui mayonaise, lalu digulung dengan tortila. Sebenarnya, kebab banyak beredar di Qatar dan negara Timteng lainnya.
Organisasi dan faktor pendukung dalam usaha kecil dan menengah harus lebih diperhatikan baik oleh pemerintah maupun orang-orang yang bersangkutan langsung dengan usaha kecil dan menengah karena dengan teroraganisir dengan baiknya suatu usaha maka akan berjalan dengan baik pula usaha tersebut. Maka dari itu saya akan membahas analisis tentang kaitan dengan budaya organisasi serta kendalanya dalam  kinerja bisnis di Aroda Kebab.



                                                           BAB II
                                                 PEMBAHASAN

2.1 Cerita Tentang Bisnis yang Dipilih

Aroda Kebab pada saat itu hanya menjual kebab yang berukuran mini dan besar menggunakan gerobak di depan rumah bu Dwi. Karena meningkatnya penjualan, bu Dwi dapat menyulap sebagian rumahnya menjadi ruko yang saat ini menjadi kedai Aroda Kebab Sehingga pelanggan Aroda Kebab bisa menikmati kebab yang masih hangat di kedai Aroda Kebab. Dan hingga saat ini,  Aroda Kebab juga menjual hamburger dengan perpaduan d      aging kebab. Saat ini Aroda Kebab tidak hanya di kelola oleh bu Dwi dan suami, namun juga dikelola oleh kakak dari bu Dwi.

2.2 Kaitannya dengan Budaya Organisasi Serta Kendalanya dalam
        Kinerja Bisnis

Secara spesifik peranan budaya organisasi adalah membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi, menciptakan keterikatan emosional antara anggota organisasi, membantu meciptakan astbilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan pola pedoman perilaku sebagai yang dijadikan acuan aktivitas kerja seharian.
tingkatan budaya organisasi dapat terwujud dalam bentuk yang paling nyata dilihat dan dirasakan sampai pada yang paling dalam tertanam sebagai nilai-nilai dasar. sejumlah peneliti budaya memilih konsep nilai-nilai dasar sebagai level budaya yang paling dalam. nilai merupakan konsep sosial, tujuan dan standar yang dianut dalam suatu budaya.
Manifestasi tingkat budaya organisasi UKM terkait erat dengan kondisi internal yang dominan seperti kepemimpinan, filosofi pemiliknya dan manajemen yang dijalankan, serta kondisi eksternal yang melingkupi seperti permintaan konsumen, tingkat persaingan dan sebagainya. sebab budaya yang berbeda antara satu organisasi dengan satu organisasi lainnya bergantung pada kondisi yang melingkupinya, selain itu mekanisme penopang terbentuknya budaya terdiri dari lima pilar yaitu kepemimpinan, proses rekruitmen, sistem imbalan dan peraturan/kebijakan ikut juga berperan dalam pembentukan suatu budaya organisasi.
Dwi menambahkan hingga saat ini usahanya itu telah memiliki beberapa pesaing.  Sementara itu menyikapi ketatnya persaingan dengan competitor, Dwi selalu menjadikan sebagai acuan dan motivasi untuk menjadi lebih maju.  Sedangkan untuk kendala utama usaha ini diakui Dwi yaitu masalah lokasi.  “Untuk lokasi, kami harus benar-benar memilih lokasi yang sangat strategis,” jelasnya.

2.3 Menggambarkan Nama, Tahun, Sejarah, Alamat, Keuangan,
       Cabang, Struktur Organisasi, dan Kegiatan Operasional
       Lingkungan Industri

2.3.1 Sejarah Usaha
Berdirinya kedai “Aroda Kebab” sejak tahun 2009 di daerah Jl. Winong No.15, Sudimara Jaya, Ciledug, Kota Tangerang, Banten 15151 “Aroda Kebab” bukanlah usaha franchise dari kebanyakan junk food pada umunya namun merupakan usaha perseorangan. Kedai “Aroda Kebab” merupakan usaha yang didirikan oleh Ibu Dwi dan suami. Saat itu Ibu Dwi tidak terpikirkan untuk menjadi wirausaha. Namun karena status bu Dwi yang saat itu sudah menjadi ibu rumah tangga, sehingga tidak memungkinkan untuk bekerja menjadi pegawai . Sehigga bu Dwi yang dibantu oleh suami memulai usaha dibidang kuliner, yaitu Junk Food. Ibu Dwi memilihi usaha makanan junk food, karena pada saat itu junk food, khususnya kebab belum banyak yang mengenal, terutama di daerah sekitar lokasi kedai Aroda Kebab. Ibu Dwi dan suami memilih nama Aroda Kebab karena merupakan singkatan nama dari anak ibu Dwi dan suami.

2.3.2 Aspek Finansial

Modal Awal :
§  Peralatan :
Keterangan
Kuantitas
Harga
Meja
1 buah
Rp. 5.000.000
Etalase
1 buah
Rp.   200.000
Pemanggang beef utk kebab
1 buah
Rp. 5.000.000
Kompor biasa
1 buah
Rp.   200.000
Wajan utk memanggang
1 buah
Rp.   750.000
Kulkas
1 buah
Rp. 1.000.000
Kursi
9 buah
Rp. 1.500.000

Meja
1 buah
Rp.    350.000
Spanduk
1 set
Rp.     100.000
Sendok
1 lusin
Rp.       20.000
Piring
2 lusin
Rp.       80.000
Kontener Sayur
1 buah
Rp.        50.000
Botol utk saos,mayonise, dll
4 buah
Rp.        28.000
Total Modal Awal
                              Rp. 14.278.000,-

§  Materials
Keterangan
Jumlah
Harga
Saos
1 Kg/ hari
Rp. 17.000
Mayonise
1 Kg/ hari
Rp. 26.000
Mayonise BBQ
1 Kg/ hari
Rp. 28.000
Letuice
1 Kg/ hari
Rp. 45.000
Mentega
1 Kg/ hari
Rp. 15.000
Daging
1/2 Kg / hari
Rp. 100.000
Mentimun
1/2 Kg/ hari
Rp.     3.000
Roti burger
3 pack isi 10 / hari
Rp. 24.000
Kulit kebab ukuran mini
1 pack isi 20/ hari
Rp. 22.000
Kulit kebab ukuran sedang
1 pack isi 20/ hari
Rp. 20.000
Beef burger
3 pack isi 30/ hari
Rp. 27.000
Total
Rp. 327.000.00,-

§  Pengeluaran BB perhari Rp.         327.000.00,-
§  Pengeluaran BB perbulan Rp.   9.810.000.00,-
§  Pengeluaran BB pertahun Rp. 117.720.000.00,-

Perkiraan perhitungan diatas diperkirakan modal yang diperlukan untuk memulai usaha pecel lele adalah Rp.14.278.000 untuk barang modal, dan Rp. 327.000.00,- untuk belanja bahan baku.

§  Biaya Oprasional

Keterangan
Jumlah
Penyusutan peralatan
Rp. 100.000.00,-
Listrik
Rp.   50.000.00,-
Total
Rp. 150.000.00,-


§  Penjualan ARODA KEBAB dalam sehari :

Keterangan
Kuantitas
Harga
Kebab Mini
25 potong
Rp. 125.000.00,-
Kebab sedang
20 potong
Rp. 160.000.00,-
Kebab besar
10 potong
Rp. 100.000.00,-
Burger original mini
20 potong
Rp. 100.000.00,-
Burger kebab
10 potong
Rp.    50.000.00,-
Total penjualan
 Rp. 535.000.00,-

Proyeksi Pendapatan
Pendapatan per hari     Rp. 535.000.00,-
Pendapatan per bulan Rp. 16.050.000.00,-
Pendapatan per tahun Rp. 192.600.000.00,-

2.3.3 Struktur Organisasi
Owner            : Ahmad (Suami bu Dwi)
Waiters           : Dwi dan Laras
Cashier          : Maryam ( Kakak bu Dwi) dan Anissa

2.3.4 Kegiatan Operasional Lingkungan Industri
A.  Owner / Pemilik
1.  Bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh kegiatan operasional perusahaan.
2.  Membelikan beberapa bahan baku yang harus di beli ke distributor. Seperti misalnya ; daging untuk kebab dan kulit kebab.
3.  Memberikan tugas wewenang kepada seluruh bagian tentang tugas dan tanggung jawab yang harus di jalankan.
4.  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan keuangan dan administrasi perusahaan.
5.  Mengatur Keuangan pada usaha yang dijalankan.
B.   Waiters / Pelayan
1.  Bertanggung jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan  meja yang rapih.
2.  Memberikan pelayanan dalam penghidangan makanan dan  minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap konsumen yang datang ke  restoran sesuai standar pesanan dari konsumen.
C. Cashier/Kasir
1.  Bertugas menghitung berapa harga pesanan yang dipesan oleh konsumen.
2.  Menerima uang pembayaran dari konsemen atas pesanan konsumen
D. Pembelian bahan baku yang dibutuhkan ARODA KEBAB dilakukan oleh owner dan dibantu oleh waiters selaku istri dari pak Ahmad.
E.  Selanjutnya yaitu pada tahap mengelola semua bahan-bahan yang diperlukan seperti daging untuk kebab, daging untuk burger, roti burger dan sayur-sayuran dilakukan oleh istri pak Ahmad selaku waiters dengan dibantu oleh ibu Maryam selaku kasir.
F.  Tahap selanjutnya waiteress bertanggung jawab kepada pekerjaannya yaitu pembuatan makanan serta, melakukan pelayanan yang ramah, sopan dan efisien terhadap konsumen yang datang sesuai standar pesanan dari konsumen.



BAB III
     KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut budaya organisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbentuk melalui proses yang tidak disengaja dan sangat ditentukan oleh gaya manajemen yang dikembangkan oleh pendiri. budaya UKM mengalami proses perubahansebagai respons terhadap perubahahn lingkungan bisnis yang berkembang seperti tingkat persaingan yang semakin ketat, tuntutan terhadap mode dan kualitas produk berkat faktor penduk juga yang berperan untuk memajukan UKM, sehingga nilai-nilai efisiensi, efektifitas, kreativitas dan mutu kerja merupakan keniscayaan untuk diimplementasikan dalam prilaku kerja keseharian oleh anggota organisasi (UKM).
Dalam hal kendala yang dialami yaitu banyaknya pesaing yang mulai bermunculan dan lokasi yang kurang strategis dinilai menghambat berkembangnya usaha.


BAB IV
DAFTAR PUSAKA