ANALISA
BISNIS DILINGKUNGAN SEKITAR
“Kedai
ARODA KEBAB“
Disusun Oleh :
Davy
Kautsar
Farhani
Rahmah
Retno
Wulandari
Rino
Adriansyah
Kelompok
: 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian orang pasti sering
menjumpai beberapa kios -kios ataupun warung makan yang menyediakan makanan
kebab. Pada asalnya makanan ini berasal dari daerah Timur Tengah seperti
Arab,Turkey,dll. Namun cara penyajian atau cara memakannya biasanya
berbeda-beda dari setiap daerah. Ada yang disantap dengan nasi, daging
domba,daging kambing,dll. Kebab tidak jauh berbeda seperti roti isi lainnya,
hanya saja lapisan luarnya yaitu rotinya sangat tipis berbeda seperti hamburger
yang rotinya tebal.
Kebab adalah makanan khas
Timur Tengah (Tim-Teng) yang dibuat dari daging sapi panggang, diracik dengan
sayuran segar, dan dibumbui mayonaise, lalu digulung dengan tortila.
Sebenarnya, kebab banyak beredar di Qatar dan negara Timteng lainnya.
Organisasi dan faktor pendukung dalam usaha
kecil dan menengah harus lebih diperhatikan baik oleh pemerintah maupun
orang-orang yang bersangkutan langsung dengan usaha kecil dan menengah karena
dengan teroraganisir dengan baiknya suatu usaha maka akan berjalan dengan baik
pula usaha tersebut. Maka dari itu saya akan membahas analisis tentang kaitan
dengan budaya organisasi serta kendalanya dalam
kinerja bisnis di Aroda Kebab.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Cerita
Tentang Bisnis yang Dipilih
Aroda Kebab pada saat itu hanya
menjual kebab yang berukuran mini dan besar menggunakan gerobak di depan rumah
bu Dwi. Karena meningkatnya penjualan, bu Dwi dapat menyulap sebagian rumahnya
menjadi ruko yang saat ini menjadi kedai Aroda Kebab Sehingga pelanggan Aroda Kebab bisa menikmati kebab yang masih hangat
di kedai Aroda Kebab. Dan
hingga saat ini, Aroda Kebab juga menjual hamburger dengan
perpaduan d aging kebab. Saat ini Aroda Kebab tidak hanya di
kelola oleh bu Dwi dan suami, namun juga dikelola oleh kakak dari bu Dwi.
2.2 Kaitannya dengan Budaya
Organisasi Serta Kendalanya dalam
Kinerja Bisnis
Secara
spesifik peranan budaya organisasi adalah membantu menciptakan rasa memiliki
terhadap organisasi, menciptakan keterikatan emosional antara anggota organisasi,
membantu meciptakan astbilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan
pola pedoman perilaku sebagai yang dijadikan acuan aktivitas kerja seharian.
tingkatan
budaya organisasi dapat terwujud dalam bentuk yang paling nyata dilihat dan
dirasakan sampai pada yang paling dalam tertanam sebagai nilai-nilai dasar.
sejumlah peneliti budaya memilih konsep nilai-nilai dasar sebagai level budaya
yang paling dalam. nilai merupakan konsep sosial, tujuan dan standar yang
dianut dalam suatu budaya.
Manifestasi
tingkat budaya organisasi UKM terkait erat dengan kondisi internal yang dominan
seperti kepemimpinan, filosofi pemiliknya dan manajemen yang dijalankan, serta
kondisi eksternal yang melingkupi seperti permintaan konsumen, tingkat
persaingan dan sebagainya. sebab budaya yang berbeda antara satu organisasi
dengan satu organisasi lainnya bergantung pada kondisi yang melingkupinya,
selain itu mekanisme penopang terbentuknya budaya terdiri dari lima pilar yaitu
kepemimpinan, proses rekruitmen, sistem imbalan dan peraturan/kebijakan ikut
juga berperan dalam pembentukan suatu budaya organisasi.
Dwi menambahkan hingga saat ini
usahanya itu telah memiliki beberapa pesaing. Sementara itu menyikapi
ketatnya persaingan dengan competitor, Dwi selalu menjadikan sebagai acuan dan
motivasi untuk menjadi lebih maju. Sedangkan untuk kendala utama usaha
ini diakui Dwi yaitu masalah lokasi. “Untuk lokasi, kami harus
benar-benar memilih lokasi yang sangat strategis,” jelasnya.
2.3 Menggambarkan Nama, Tahun, Sejarah,
Alamat, Keuangan,
Cabang,
Struktur Organisasi, dan Kegiatan Operasional
Lingkungan
Industri
2.3.1 Sejarah Usaha
Berdirinya
kedai “Aroda Kebab” sejak tahun 2009 di daerah Jl. Winong No.15, Sudimara Jaya,
Ciledug, Kota Tangerang, Banten 15151 “Aroda Kebab” bukanlah usaha franchise
dari kebanyakan junk food pada umunya namun merupakan usaha perseorangan. Kedai
“Aroda Kebab” merupakan usaha yang didirikan oleh Ibu Dwi dan suami. Saat itu
Ibu Dwi tidak terpikirkan untuk menjadi wirausaha. Namun karena status bu Dwi
yang saat itu sudah menjadi ibu rumah tangga, sehingga tidak memungkinkan untuk
bekerja menjadi pegawai . Sehigga bu Dwi yang dibantu oleh suami memulai usaha
dibidang kuliner, yaitu Junk Food. Ibu Dwi memilihi usaha makanan junk food,
karena pada saat itu junk food, khususnya kebab belum banyak yang mengenal,
terutama di daerah sekitar lokasi kedai Aroda Kebab. Ibu Dwi dan suami memilih
nama Aroda Kebab karena merupakan singkatan nama dari anak ibu Dwi dan suami.
2.3.2 Aspek Finansial
Modal Awal :
§ Peralatan :
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
Meja
|
1
buah
|
Rp.
5.000.000
|
Etalase
|
1
buah
|
Rp. 200.000
|
Pemanggang
beef utk kebab
|
1
buah
|
Rp.
5.000.000
|
Kompor
biasa
|
1
buah
|
Rp. 200.000
|
Wajan
utk memanggang
|
1
buah
|
Rp. 750.000
|
Kulkas
|
1
buah
|
Rp.
1.000.000
|
Kursi
|
9
buah
|
Rp.
1.500.000
|
Meja
|
1
buah
|
Rp. 350.000
|
Spanduk
|
1
set
|
Rp. 100.000
|
Sendok
|
1
lusin
|
Rp. 20.000
|
Piring
|
2
lusin
|
Rp. 80.000
|
Kontener
Sayur
|
1
buah
|
Rp. 50.000
|
Botol
utk saos,mayonise, dll
|
4
buah
|
Rp. 28.000
|
Total Modal Awal
|
Rp.
14.278.000,-
|
§ Materials
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga
|
Saos
|
1
Kg/ hari
|
Rp.
17.000
|
Mayonise
|
1
Kg/ hari
|
Rp.
26.000
|
Mayonise
BBQ
|
1
Kg/ hari
|
Rp.
28.000
|
Letuice
|
1
Kg/ hari
|
Rp.
45.000
|
Mentega
|
1
Kg/ hari
|
Rp.
15.000
|
Daging
|
1/2
Kg / hari
|
Rp.
100.000
|
Mentimun
|
1/2
Kg/ hari
|
Rp. 3.000
|
Roti
burger
|
3
pack isi 10 / hari
|
Rp.
24.000
|
Kulit
kebab ukuran mini
|
1
pack isi 20/ hari
|
Rp.
22.000
|
Kulit
kebab ukuran sedang
|
1
pack isi 20/ hari
|
Rp.
20.000
|
Beef
burger
|
3
pack isi 30/ hari
|
Rp.
27.000
|
Total
|
Rp. 327.000.00,-
|
§ Pengeluaran
BB perhari Rp. 327.000.00,-
§ Pengeluaran
BB perbulan Rp. 9.810.000.00,-
§ Pengeluaran
BB pertahun Rp. 117.720.000.00,-
Perkiraan
perhitungan diatas diperkirakan modal yang diperlukan untuk memulai usaha pecel
lele adalah Rp.14.278.000 untuk barang modal, dan Rp. 327.000.00,- untuk
belanja bahan baku.
§ Biaya Oprasional
Keterangan
|
Jumlah
|
Penyusutan
peralatan
|
Rp.
100.000.00,-
|
Listrik
|
Rp. 50.000.00,-
|
Total
|
Rp. 150.000.00,-
|
§ Penjualan
ARODA KEBAB dalam sehari :
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
Kebab
Mini
|
25
potong
|
Rp.
125.000.00,-
|
Kebab
sedang
|
20
potong
|
Rp.
160.000.00,-
|
Kebab
besar
|
10
potong
|
Rp.
100.000.00,-
|
Burger
original mini
|
20
potong
|
Rp.
100.000.00,-
|
Burger
kebab
|
10
potong
|
Rp. 50.000.00,-
|
Total penjualan
|
Rp. 535.000.00,-
|
Proyeksi Pendapatan
Pendapatan per hari Rp.
535.000.00,-
Pendapatan per bulan Rp.
16.050.000.00,-
Pendapatan per tahun Rp.
192.600.000.00,-
2.3.3 Struktur Organisasi
Owner
: Ahmad (Suami bu Dwi)
Waiters : Dwi dan Laras
Cashier : Maryam ( Kakak bu Dwi) dan Anissa
2.3.4 Kegiatan Operasional
Lingkungan Industri
A. Owner
/ Pemilik
1. Bertanggung
jawab sepenuhnya atas seluruh kegiatan operasional perusahaan.
2. Membelikan
beberapa bahan baku yang harus di beli ke distributor. Seperti misalnya ;
daging untuk kebab dan kulit kebab.
3. Memberikan
tugas wewenang kepada seluruh bagian tentang tugas dan tanggung jawab yang
harus di jalankan.
4. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
keuangan dan administrasi perusahaan.
5. Mengatur
Keuangan pada usaha yang dijalankan.
B. Waiters /
Pelayan
1. Bertanggung
jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan
meja yang rapih.
2. Memberikan
pelayanan dalam penghidangan makanan dan
minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap konsumen yang datang
ke restoran sesuai standar pesanan dari
konsumen.
C. Cashier/Kasir
1. Bertugas
menghitung berapa harga pesanan yang dipesan oleh konsumen.
2. Menerima
uang pembayaran dari konsemen atas pesanan konsumen
D. Pembelian
bahan baku yang dibutuhkan ARODA KEBAB dilakukan oleh owner dan dibantu oleh
waiters selaku istri dari pak Ahmad.
E. Selanjutnya
yaitu pada tahap mengelola semua bahan-bahan yang diperlukan seperti daging
untuk kebab, daging untuk burger, roti burger dan sayur-sayuran dilakukan oleh
istri pak Ahmad selaku waiters dengan dibantu oleh ibu Maryam selaku kasir.
F. Tahap
selanjutnya waiteress bertanggung jawab kepada pekerjaannya yaitu pembuatan makanan serta, melakukan pelayanan yang ramah, sopan
dan efisien terhadap konsumen yang datang sesuai standar pesanan dari konsumen.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut budaya organisasi
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbentuk melalui proses yang tidak disengaja
dan sangat ditentukan oleh gaya manajemen yang dikembangkan oleh pendiri.
budaya UKM mengalami proses perubahansebagai respons terhadap perubahahn
lingkungan bisnis yang berkembang seperti tingkat persaingan yang semakin
ketat, tuntutan terhadap mode dan kualitas produk berkat faktor penduk juga
yang berperan untuk memajukan UKM, sehingga nilai-nilai efisiensi, efektifitas,
kreativitas dan mutu kerja merupakan keniscayaan untuk diimplementasikan dalam
prilaku kerja keseharian oleh anggota organisasi (UKM).
Dalam
hal kendala yang dialami yaitu banyaknya pesaing yang mulai bermunculan dan
lokasi yang kurang strategis dinilai menghambat berkembangnya usaha.
BAB IV
DAFTAR PUSAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar